29 September 2010

Yadnya tidak harus mahal

Kesederhanaan, sebuah kata yang mengandung ungkapan makna yang begitu dalam. Salah satu tokoh hindu (Ida Bhawati Putu Setia), begitu lugas mengungkapkannya dalam tulisan beliau, sehingga terpetik makna kesederhanan dalam beragama dan bermasyarakat.

Upacara Pitra Yadnya atau ngaben atau pembakaran jenazah adalah pekerjaan mudah dan murah yang sering dipersulit sendiri, dan dimahal-mahalkan oleh penjual banten. Begitu seorang Pandita Mpu memberikan penataran di hadapan para pemangku. Lalu, beliau bercerita, bagaimana orang memper¬siapkan banten ngaben itu jauh-jauh hari. Pas ketika upacara, semua banten lumutan, janurnya kusut, kue dan sesajinya berjamur, semut merayap penuh di sana-sini. Baunya pun tak sedap lagi. Pandita Mpu pun melanjutkan ceramahnya: “Apa banten seperti itu kita haturkan kepada Tuhan untuk mengantar roh yang akan kita upacarai? Apa Tuhan tidak tersinggung diberikan banten yang sudah bengu (bau busuk)?”

Ini sebenarnya cerita lama, tetapi memang masih terjadi di pedesaan, apalagi kalau di pegunungan. Setiap melakukan dharmawacana ke luar Bali, saya pun sering ditanya soal ini, soal banten yang bau. Maklum, banten dikirim dari Bali, dipaketkan lewat kapal laut, jadi selain karena bau alamiah, juga kemasukan air laut. Jawaban saya adalah, saya tak tahu, apakah Tuhan tersinggung atau tidak. Saya belum pernah mendengar ungkapan Tuhan Maha Tersinggung. Tapi kalau hati kita sudah tidak enak meng¬haturkan banten yang “bengu” begitu, apalagi daging ayamnya sudah dipenuhi lalat, bisa jadi Tuhan memang ter-singgung. Bukan karena banten itu, tetapi karena kita sendiri sudah tidak sreg lagi, jadi Tuhan hanya mengikuti kondisi batin kita. Jelasnya saya katakan, “saya yang tersinggung kalau muput diberi banten bengu, karena itu kalau nanti saya sudah melinggih, jangan saya diminta muput jika bantennya bau. Saya mudah bersin.”

Umat Hindu di Bali, terutama di pedesaan yang tingkat pendidikannya rendah dan tidak banyak mendalami kitab-kitab agama, seringkali terjebak pada pola takut salah dalam mengha¬turkan banten. Takut tidak komplit, takut kurang ini atau kurang itu. Kalau salah, nanti Tuhan memberikan kutukan. Ida Bethara dan Bethara Kawitan juga memberikan kutukan atau setidak-tidaknya memberikan “sakit” sebagai sinyal dari adanya kesalahan itu. Istilah di pedesaan seperti “kepongor” atau “kepanesan” adalah suatu kepercayaan bahwa para leluhur kita — bahkan dalam tingkat tertinggi Hyang Widhi — menjatuhkan hukuman kepada umatnya karena melakukan tindakan yang salah atau kurang lengkap dalam melaksanakan upacara. Tuhan dan Bethara lebih sebagai penghukum, bukan sebagai Yang Maha Kasih, Yang Maha Pengampun.

Karena itu, supaya tidak salah, maka upacara ritual pun harus lengkap. Lengkap versi siapa? Lengkap menurut tradisi yang sudah turun-menurun, tanpa peduli lagi apakah tradisi itu benar atau sudah salah dari sononya. Karena itulah tidak sedikit orang yang menga¬dakan upacara ngaben sampai menjual harta warisan, agar pelaksanaan ritualnya disebut lengkap. Pokoknya demi upacara lengkap itu, pendidikan anaknya bisa dikorbankan, tanah produktif untuk kehidupan sehari-hari bisa digadaikan. Uang SPP anak dikorbankan karena harus membuat bebangkit. Padahal tanpa bebangkit pun yadnya bisa jalan.

Upacara Pitra Yadnya yang lengkap itu juga dikaitkan dengan kesenian, baik berupa bunyi-bunyian maupun pementasan tari. Ngaben tanpa bunyi angklung terasa begitu asing, kata orang.di kampung saya Tapi, kenapa tidak membunyikan gamelan angklung dari kaset lewat pengeras suara saja? Ini kan menghemat ratusan ribu.

Belum lagi tradisi gamelan gambang, yang konon satu-satunya gamelan yang bisa mengantarkan “pitara” ke sorga. Tanpa gamelan itu, tak ada jalan menuju sorga. Lalu lesung yang ditumbuk itu (ngeluntang), yang akan menyambut arwah-arwah yang akan diupacarai. Langkanya lesung penumbuk padi akan membuat kelabakan orang untuk mencari di mana ada lesung yang bisa disewa. Di sini saya selalu katakan, tradisi apapun yang ada di Bali selalu mengacu kepada tradisi agraris. Sekarang zaman global, padi tak perlu ditumbuk pakai lesung, ada mesin slip, kenapa ngaben tidak membunyikan mesin slip saja? Kan orang yang diaben belum tentu pula tahu lesung karena sudah hidup di zaman global.

Itu baru di tingkat bunyi-bunyian. Kemudian di tingkat pe¬mentasan, ada kepercayaan harus meminta tirtha dalang wayang kulit dengan lakon tertentu, yang ada kaitannya dengan sorga atau mencari air suci untuk mengantarkan roh ke surga. Lakon yang terkenal dalam kaitan ini adalah Biwa Swarga, Dewa Ruci dan berbagai variasinya yang tentu saja tak dikenal dalam ephos Mahabharata yang asli.

Pernah saya menanyakan kepada seorang dalang, kenapa ia mementaskan cerita yang aneh, yaitu Anoman ke sorga mencari tirtha. Bukan Bima sebagaimana lazimnya. Jawabannya enteng saja: “Saya tak biasa mendalang dengan lakon Mahabharata, saya spesialis Ramayana.” Pentas wayang kulit di Bali di masa lalu memang ada dua kubu: Mahabharata dan Ramayana yang dibedakan oleh gamelan pengiringnya. Nah ini kan lagi-lagi tradisi yang sudah ditinggalkan. Sekarang dalang Cenk-Blong (Wayan Nardayana), mau pentas Mahabharata atau Ramayana tetap saja pakai gamelan semar pegulingan. Tradisi tak harus dipertahankan, tetapi sastra agama harus dipertahankan.

Lalu, apa kaitannya pentas wayang kulit ini dengan upacara Pitra Yadnya? “Sebenarnya tak ada, karena tirtha dalang itu sendiri bisa diminta tanpa harus ada pementasan,” kata sang dalang. Ini benar sekali, bahkan tirtha dari Sang Dalang itu sendiri juga bukan keharusan. Kalau Pandita Mpu masih tergantung pada tirtha dalang untuk muput ngaben, wah, jangan mediksa dululah. Ini yang sering saya katakan.

Kesenian ini hanyalah embel-embel. Di Puri Gianyar kalau ada upacara pitra yadnya, biasanya dipentaskan tari gambuh, suatu hal yang tentu sulit untuk “ditiru” di daerah lain yang tidak mengenal tari klasik itu. Akhirnya kembali kepada masalah “perasaan batin” yang punya upacara, sejauh mana ia merasa sudah melak¬sanakan ritual itu secara lengkap. Kesenian itu sama saja akhirnya dengan banten, apakah kita puas dengan membuat yang sederhana kalau memang mampunya seperti itu? Atau kita memaksakan diri, padahal kita jelas tidak mampu?

Belakangan ini, dalam hal ritual di lingkungan keluarga, saya selalu mengatakan jangan menghambur-hamburkan yang tak perlu. Tetapi juga dipertimbangkan bagaimana kita bermasyarakat. Menyelenggarakan yadnya adalah juga menunjukkan cara kita bersosialisasi dengan masyarakat. Kalau dana ada, kenapa harus memutar kaset yang berisi kidung dan gamelan, kenapa tidak mengundang sekehe shanti. Kenapa tidak mengundang sekehe topeng, sekehe angklung, dan sebagainya. Jangan dengan alasan sederhana, kita melakukan yadnya dengan “sepi ing demit” (sepi karena pelit).

Ada kawan saya dari Kalimantan yang heran melihat yadnya yang tergolong “megah” ketika anak saya potong gigi. “Pak Putu tidak konsisten, selalu menganjurkan yadnya yang sederhana, kok sekarang mewah, ada topeng, ada gamelan gong, ada angklung, ada gender ada banyak penari, undangannya pun banyak.,” katanya. Jawaban saya: “Ini karena Hyang Widhi suweca dengan saya. Saya diizinkan punya gamelan gong, lalu disumbang aklung oleh banjar, topeng punya sendiri, penari anak-anak ashram. Kalau saya beryadnya dengan sepi-sepi, kapan saya bisa menjamu warga desa saya sendiri?”

Lagi pula, saat saya beryadnya itu, saya masih hidup dengan “gaya Jakarta” dengan sobat-sobat yang juga datang dari Jakarta. Menjamu 200-an warga desa biayanya sama dengan makan sepuluh orang di hotel berbintang. Nanggap wayang kulit di Bali jauh lebih murah dari mendatangkan seorang MC kalau membuat acara di Jakarta. Jika ukurannya di bawa ke sini, tak ada alasan untuk berpelit-pelit dengan dalih “upacara agama terlalu mahal”. Justru kita disebut kikir atau pelit, beryadnya sederhana tetapi tiap malam mabuk-mabukan di kafe. Tentu harus tetap mempertimbangkan situasi dan kondisi, jangan membuat yadnya yang mewah saat gagal panen kopi, misalnya,

Begitu sebaliknya, kalau kita hidup serba kekurangan, untuk makan sehari-hari saja masih berjuang keras, untuk apakah kemewahan ritual yang hanya meneruskan tradisi lama itu? Tingkatan yadnya bisa diturunkan, kesenian tak menjadi keharusan, ritual bisa dibuat dengan murah. Jika perlu, ya, gabung saja menyelenggarakan yadnya seperti yang dilakukan oleh Semeton di Sekretariat Pasek ini. Ritual jangan sampai memberatkan.***

Source : selayangpandang.co.cc

28 September 2010

Saraswati and Pagerwesi days in Bali

Balinese Hindus will celebrate two important festival dates in the month of September.
The first is Saraswati Day on September 25. Saraswati is a combination of the Balinese words 'saras' meaning 'flow', and 'wati' meaning 'woman'. This day honours the Goddess Saraswati, who is associated with knowledge, and Balinese Hindus believe that one of the essential things required as a human being is knowledge.

The day is marked with offerings to books and the lontar (scripts written on palm leaf) at the temples. At educational institutions across Bali, teachers and students will don colourful ceremonial outfits for the special ceremony held in place of lessons.
The second is Pagerwesi Day on September 29. Pagerwesi is a combination of the Javanese words 'pager' or 'pageh' meaning 'fence', and 'wesi' meaning 'iron'. Thus it is literally 'iron fence' day, which marks the beginning of the Balinese pawukon cycle. On this day, Balinese Hindus are reminded to surround oneself with strong defenses against the forces of evil until the next pagerwesi, which is 210 days later.

The day is also marked with special offerings to the Sanghyang Pramesti Guru (God as the Supreme Teacher), and to the gods of nine directions for their meditation. Ceremonial prayers and offerings will also be made at family and village temples for presenting offerings to the holy spirit of the family's ancestors, and family members will visit the graves of deceased relatives who have not yet been cremated.

If you are in Bali during these dates, make sure that you bring your camera with you as you explore the island. These colourful festivities present many photographic memories for the traveller.

27 September 2010

The Trials and Tribulations of a Balinese Love Guru 'Eat Pray Love' Film Frenzy Brings World to Door of Balinese Holy Man Mangku Ketut Liyer.

Bali News: The Trials and Tribulations of a Balinese Love Guru

A reporter from Radar Bali was recently compelled to pay two separate visits on the Ubud home of Balinese holy man (Balian) Mangku Ketut Liyer in order to gain an audience with the man who was depicted in the Hollywood film "Eat Pray Love", starring Julia Roberts.

The reporter's first visit to Mangku Liyer's compound which took place at 1:30 pm on Thursday, September 22, 2010, was thwarted by a long line of guests waiting for an audience with the aged balian.

Liyer's third son and personal assistant, Nyoman Latra (58), apologized to the reporter, Sentot Prayogi, and asked him to return two hours later.

Returning at 3:30 pm, Prayogi found even more guests standing in line, waiting for their 30-minute audience with the man who, according to Elizabeth Gilbert, outlined her spiritual path to wisdom and self-understanding.

"What, approximately, do you need to ask so I can answer, as it appears you don't have extra free time today," said Latra who maintains a constant vigil to the side of the aging, elderly holy man.

Latra told the reporter that Mangku Liyer's ability to prophesize and provide traditional treatments was inherited over generations of balians along Liyer's male line of ancestors. Mangku Liyer counts himself as the 9th generation of mystics in his family. He took on his sacred role at about the age of 20 and has been practicing his art for nearly seven decades.

Despite age and failing health, Latra said that his Father is still able to serve approximately 20 guests every day, comprised of Balinese, Indonesian and international "patients." "Most of the guests are foreigners, coming from the United States, Japan, Australia, Germany, Holland and Russia," added Latra,

Latra confirmed that his Father's visitors have increased dramatically since the release of the best-selling Elisabeth Gilbert book and the Hollywood film starring Julia Roberts. On the busiest days as many as 30 people visit the compound, sometime overwhelming Mangku Liyer with their desire for personal counsel and cures to life's maladies.

"There are also those that come not for treatment or prophecies, but only wishing to see the house where scenes from 'Eat Pray Love' was filmed," said Latra.

Each session with Mangku Liyer costs Rp. 250,000 (US$28). Balinese patients are often treated without charge, bringing only a traditional offering as compensation.

Those who only come to see the location are allowed to make a voluntary donation.

Mangku Liyer's home compound is exceedingly simple, a fact that surprises many visitors. When the actual filming of the Hollywood picture took place, the home was quarantined for six days, off limits to all except the cast and crew of "Eat Pray Love.'

The old healer's family freely admits they are now reaping the windfall of Mangku Liyer's fame. While keeping a watchful eye on his Father who was reading the palm and face lines of a visiting foreigner, Latra lamented : "Now, the big responsibility is on my shoulders, and I must be responsible to the family our sacred knowledge which must be passed on to the next generation now that my Father is old. Thus, I must diligently study from Father, in order that the knowledge and power of the family is passed to the next generation."

25 September 2010

Urut-urutan dan Mantra Sembahyang menurut Agama Hindu

Om Swasti Astu,
Dalam kesempatan ini aku ingin berbagi sedikit urutan dan mantra sembahyang dalam ajaran agama hindu...
saya yakin ada beberapa orang dalam sembahyang pasti tidak hafal dengan mantra mantranya...
( Ayooooo... ngak ada yang ngaku kan.. kayakna MALU dechh.. hehehe )
mari kita pahami satu persatu dan semoga sedikit bermanfaat dalam keseharian kita..

Urutan-urutan sembah baik pada waktu sembahyang sendiri ataupun sembahyang bersama yang dipimpin oleh Sulinggih atau seorang Pemangku adalah seperti di bawah ini:

1. Sembah puyung (sembah dengan tangan kosong)
Mantram:    
Om atma tattvatma suddha mam svaha.
Artinya:
Om atma, atmanya kenyataan ini, bersihkanlah hamba.

2. Menyembah Sanghyang Widhi sebagai Sang Hyang Aditya
Mantram:
Om Aditisyaparamjyoti,
rakta teja namo'stute,
sveta pankaja madhyastha,
bhaskaraya namo'stute

Artinya:
Om, sinar surya yang maha hebat,
Engkau bersinar merah,
hormat padaMu,
Engkau yang berada di tengah-tengah teratai putih,
Hormat padaMu pembuat sinar.

Sarana :Bunga

3. Menyembah Tuhan sebagai Ista Dewata pada hari dan tempat persembahyangan
Ista Dewata artinya Dewata yang diingini hadirnya pada waktu pemuja memuja-Nya. Ista Dewata adalah perwujudan Tuhan dalam berbagai-bagai wujud-Nya seperti Brahma, Visnu, Isvara, Saraswati, Gana, dan sebagainya. Karena itu mantramnya bermacam-macam sesuai dengan Dewata yang dipuja pada hari dan tempat itu. Misalnya pada hari Saraswati yang dipuja ialah Dewi Saraswati dengan Saraswati Stawa. Pada hari lain dipuja Dewata yang lain dengan stawa-stawa yang lain pula.
Pada persembahyangan umum seperti pada persembahyangan hari Purnama dan Tilem, Dewata yang dipuja adalah Sang Hyang Siwa yang berada dimana-mana. Stawanya sebagai berikut:
Mantra :
Om nama deva adhisthannaya,
sarva vyapi vai sivaya,
padmasana ekapratisthaya,
ardhanaresvaryai namo namah

Artinya:
Om, kepada Dewa yang bersemayam pada tempat yang inggi, kepada Siwa yang sesungguhnyalah berada dimana-mana, kepada Dewa yang yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai sebagai satu tempat, kepada Adhanaresvari, hamba menghormat
Sarana   :  kawangen


4. Menyembah Tuhan sebagai Pemberi Anugrah
Mantra:
Om anugraha manohara,
devadattanugrahaka,
arcanam sarvapujanam
namah sarvanugrahaka.
Deva devi mahasiddhi,
yajnanga nirmalatmaka,
laksmi siddhisca dirghayuh,
nirvighna sukha vrddhisca

Artinya:
Om, Engkau yang menarik hati, pemberi anugerah,
anugerah pemberian dewa, pujaan semua pujaan,
hormat pada-Mu pemberi semua anugerah.
Kemahasidian Dewa dan Dewi, berwujud yadnya, pribadi suci,
kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegem- biraan dan kemajuan
Sarana   : Bunga


5. Sembah puyung (Sembah dengan tangan kosong)
Mantram:
Om deva suksma paramacintyaya nama svaha         
artinya:
Om, hormat pada Dewa yang tak terpikirkan yang maha tinggi yang gaib.

Setelah persembahyangan selesai dilanjutkan dengan mohon tirta dan bija. 

Ide sederhana
Setelah kamu tahu informasi di atas, mengapa kamu tidak menghafalkannya ?
Dan kalau kamu sudah hafal, coba deh kamu sampaikan informasi ini ke Paman,Tante, tTman, Kerabat mu ? Tes pengetahuan Beliau... lihat siapa yang lebih pintar ? :)

Mari laksanakan ajaran DHARMA yang benar dengan memulai hal - hal yang kecil..
Astungkara

Om santi santi santi om...



Tirta Yatra

Pada waktu yang lalu aku dan teman temanku melakukan acara persembahyangan ke berbagai tempat, begitu banyak makna yang dapat aku pelajari dri semua perjalanan itu.. 


Tirta Yatra ke Nusa Penida

Tirta yatra ke Nusa Penida memberi arti tersendiri. Terasa sangat dalam dan jernih dari hiruk pikuk keduniawian. Perjalanannya diawali dengan berperahu melintasi lautan yang membiru, yang kadang seolah membisu, kadang pula memekik garang menghempaskan ego kita sampai lumat dalam tangis takjub: Betapa kecilnya kita di tengah alam dan sesama ciptaan Ida Sang Hyang Widi. Betapa rindu dan laparnya kita akan perlindungan dan belai kasih beliau. Betapa banyaknya kasih beliau yang terlewatkan sia-sia dalam pergumulan hidup kita sehari-hari, sebanyak riak gelombang yang tiada pernah berhenti detik demi detik, dalam ada maupun ketiadaan perahu yang kita naiki. Terus bergerak dalam pandangan maupun diluar pandangan kita, tiada sedikitpun berbeda iramanya.
   
Penyebrangan Menuju Nusa Pedinida  

Mulut Goa Giri Putri ( Kecil tapi orang gemuk PASTI masuk lhoo.. )


Pura Dalem Ped

 Pura Semeru Lumajang - Jawa Timur


 Pura Semeru - Lumajang
 
Ini Tumben Tumbennya ke jawajadi Action Habis dechh ...

Pura Pasar Agung - Karangasem 9 Klu ngak salah ini tempatna di bawah Gunung Agung )

Pura Ulam Segara - Nusa Penida

Pulau Menjangan ( di sini panasnya minta ampyuuunn )







Tirta yatra ke Pulaki
Pulaki dan beberapa pura dalam kawasannya merupakan paduan yang lengkap bagi sebuah perjalanan spiritual tirta-yatra. Terletak di arah mentari terbenam di cakrawala, ujung barat pulau dewata. Dalam pangkuan alam yang hijau asri dalam masa penghujan, dan kering menyengat di musim kemarau. Namun demikian, tidaklah sedemikian terasa bedanya dalam naungan kesejukan yang kita rasakan dalam pelukan wibawa beliau dari waktu ke waktu. Bersimpuhlah mengangkat sembah memuja beliau dan memohon ampunan. Sesekali apabila beliau berkenan, di sini kita akan memperoleh petunjuk nyata. Berupa cermin hidup, tentang kegalauan ambisi, nafsu, emosi, dan hiruk-pikuknya hidup kita. Perhatikan tingkah yang diperagakan oleh setiap ekor kera yang kita temui. Tepat seperti itulah ulah kita dalam pandangan beliau yang maha pengasih. Semakin banyak tingkah kera-kera itu yang menyesakkan dada kita, berarti semakin banyak pula yang harus kita sadari, dan kita benahi dalam hidup kita ini. Betapa geramnya murka beliau melihat ulah kita, seandainya beliau tidak lagi maha pengampun. Bersimpuhlah berserah diri ke hadapan Ida Sang Hyang Widi.



PINGIN lagi kumpul sama pasukanna nichh.... harus contact satu satu... hufhh ... 

MAKNA SIMBOLIS PERINGATAN HARI RAYA SARASVATI

SETIAP hari Sabtu (Saniscara) Umanis (Legi) Watugunung, menurut perhitungan sistem kalender pawukon Bali, diperingati sebagai hari raya Sarasvati, hari turunnya ilmu pengetahuan suci. Datangnya perayaan ini secara periodik setiap 210 hari sekali, dan di bulan Pebruari ini jatuh pada tanggal 27. Sebagai wujud rasa bhakti (pelayanan yang suci), pemujaan terhadap Sumber Segala Ilmu Pengetahuan material maupun spiritual tersebut, diwujudkan atau digambarkan dalam alam pikiran melalui personifikasi Dewi Sarasvati. Ada tujuh makna simbolis yang terkandung dari perwujudan dewi yang anggun nan cantik, dengan busana putih bersih, memainkan alat musik (wina/sejenis gitar), memegang kitab pustaka (kropak), aksamala (genitri/tasbih), bunga teratai (kumbaja), didampingi wahana berupa burung merak dan angsa putih (swan).

    TUHAN Yang Mahaesa, dalam Personifikasi-Nya sebagai Dewi Sarasvati, menganugerahkan pengetahuan dan kebahagiaan. Penuh keutamaan dan menjadikan segala sesuatu itu ada…
  1. Penampilan dewi yang cantik dengan busana putih bersih berkilauan, melambangkan ilmu pengetahuuan itu sangat mulia, selalu menarik untuk dipelajari oleh siapapun.
  2. Alat musik gitar (wina) melambangkan unsur mutlak ilmu pengetahuan berasal dari hukum alam yang tercipta melalui melodi alami dan citarasa seni Sang Pencipta.
  3. Kitab suci (kropak) melambangkan tempat tertuangnya berbagai petunjuk ajaran suci sebagai sumber ilmu pengetahuan material maupun spiritual.
  4. Genitri (aksamala/tasbih) melambangkan ilmu pengetahuan bersifat kekal, tidak terbatas, tidak akan ada akhirnya dan habis-habisnya untuk dipelajari.
  5. Bunga Teratai, melambangkan kesucian ilmu pengetahuan yang murni, tidak tercela
  6. Burung Merak, melambangkan sifat ilmu pengetahuan itu memberikan suatu kewibawaan bagi yang telah memahami dan menguasainya
  7. Angsa putih, melambangkan ilmu pengetahuan itu dapat memberikan petunjuk untuk bersikap bijaksana dalam membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Simbol perwujudan Dewi Sarasvati yang cantik nan anggun, berlengan empat dengan bermacam atribut yang dipegang-Nya, mengandung makna simbolis bahwa Tuhan Yang Mahaesa adalah satu sumber kebenaran mutlak dari segala jenis ilmu pengetahuan, dan sumber wahyu suci yang terhimpun dalam berbagai kitab suci. Berbagai gambaran simbolis tersebut memiliki nilai yang tinggi dengan latar belakang filosofis yang sangat mendalam.

# Etika.
  1. Pemujaan Saraswati dilakukan sebelum tengah hari.
  2. Sebelum perayaan Saraswati, tidak diperkenankan membaca atau menulis.
  3. Bagi yang melaksanakan Brata Saraswati tidak diperkenankan membaca dan menulis selama 24 jam.
  4. Dalam mempelajari segala pangaweruh selalu dilandasi dengan hati Astiti kepada Hyang Saraswati, termasuk dalam hal merawat perpustakaan.
    Semoga Tuhan Yang Mahaesa, memberikan waranugraha-Nya berupa inspirasi, kecerdasan, kejernihan pikiran serta kerahayuan yang didambakan  setiap orang.

24 September 2010

Karakteristik Orang Sukses

Tujuan hidup dan arti kesuksesan memang tidak sama bagi setiap orang. Namun, yang pasti kita semua memiliki mimpi untuk dicapai dalam hidup. Seperti apakah ciri-ciri orang sukses yang mencapai tujuannya dalam hidup?

Bahagia dan Optimisme
Ada sebagian orang yang percaya bahwa uang bisa membawa kebahagiaan. Ketika Anda sudah hidup nyaman, uang yang lebih banyak tak akan membeli lebih banyak kebahagiaan. Justru kebalikannya, kebahagiaan mengarah ke datangnya uang serta sukses. Begitupun dengan optimisme. Kedua hal tersebut membantu Anda untuk mengatasi masalah, menemukan ide, dan mengambil konsekuensi menjadi pertimbangan, serta kembali lagi ketika Anda melewati hal tersebut untuk pertama kalinya.

Ketahanan
Mereka yang berhasil keluar dari situasi keuangan yang buruk dan berhasil kembali mandiri pasti memiliki daya tahan yang kuat. Jika ada kejadian buruk, misal; pemutusan hubungan kerja, kondisi keluarga, atau apa pun yang memngaruhi keuangan mereka, jangan memungkiri dan menutup mata. Namun, hal tersebut bisa membantu mengubah fokus menjadi suatu hal yang bisa diputar dan membantu diri mereka percaya bahwa mereka memiliki kekuatan untuk berubah. Ketahanan bukanlah hal yang diturunkan lewat gen, melainkan harus dipelajari.

Keterikatan
Anda sebagai orang Indonesia pasti mengerti bahwa keterikatan dan perbanyak jaringan adalah hal yang sangat penting. Makin banyak jaringan yang Anda kenal, makin dekat Anda dengan mereka, makin mungkin pula kemungkinan mereka akan membantu Anda ketika menghadapi masalah, khususnya masalah keuangan.

Gairah
Gairah adalah elemen kunci yang menggerakkan seseorang dari kesulitan keuangan ke kesuksesan keuangan. Mereka yang sukses biasanya memang memiliki gairah pada hal yang mereka kerjakan. Mereka tahu apa yang mendorong mereka bekerja dan meraih hal-hal yang ingin mereka gapai. Tak semua orang beruntung bekerja di bidang yang mereka cintai, namun ada kalanya kita harus belajar untuk mencintai pekerjaan kita.

Intuisi
Selama bertahun-tahun, otak kita menciptakan semacam pola mencerna informasi, misal, jika suatu hal terjadi, maka akan ada kejadian selanjutnya yang mengikuti. Hal itulah yang menjadi semacam intuisi dalam diri kita. Maka, makin banyak pengalaman, meski bukan hal yang baik sekali pun, bisa jadi pengalaman dan pelajaran, serta membantu kita menciptakan intuisi ini.

Kebiasaan Berhemat
Ya, kita bisa lihat beberapa miliarder atau orang yang memiliki kekayaan berlimpah memiliki barang-barang yang mahal dan senang menghamburkan uang. Tetapi, tak semuanya begitu, lho. Justru ada sebagian orang yang justru senang menabung.

Berinvestasi

Dalam bukunya Rich Dad Poor Dad, Robert T. Kiyosaki menekankan agar uang yang bekerja untuk Anda dan jangan biarkan Anda bekerja keras untuk uang. Tentunya, bagi mereka yang ingin memastikan keuangannya tetap aman, perlu dipastikan agar tetap menjaga keuangannya dengan berinvestasi dengan bijak.

Rasa Syukur
Pernah mendengar karma? Ya, mereka yang berbuat baik akan menuai kebaikan, begitu pun sebaliknya. Tak heran, bagi mereka yang sudah mencapai kesuksesan senang membagi apa yang mereka punya kepada mereka yang membutuhkan. Ingat Oprah yang senang membuat orang lain bahagia dengan membantu mereka? Ketika Anda merasa bosan dengan pekerjaan, cobalah untuk memandang pekerjaan tersebut sebagai sebuah hadiah untuk Anda, dan coba pikirkan seperti apa hidup Anda jika tak memiliki pekerjaan itu.

Sejarah Pulau Bali

Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi dari Asia.[3] Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau.[4] Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dan tulisan Sansekerta dari India pada 100 SM.

Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India, yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, diantaranya Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit (1293–1500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu hampir seluruh nusantara beragama Hindu, namun seiring datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis, dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke Bali.

Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597, meskipun sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada 1585. Belanda lewat VOC pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak 1840-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen, yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur, dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau puputan, yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk rajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.

Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II, dan saat itu seorang perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang.

Pada 20 November 1940, pecahlah pertempuran Puputan Margarana yang terjadi di desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai, yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas semuanya, dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.

Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno dan Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah propinsi dari Republik Indonesia.

Letusan Gunung Agung yang terjadi di tahun 1963, sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia.

Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian di masa awal Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.[5]

Serangan teroris telah terjadi pada 12 Oktober 2002, berupa serangan Bom Bali 2002 di kawasan pariwisata Pantai Kuta, menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom Bali 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing, dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.

Kartu Special ( satu Kartu Untuk Banyak Keuntungan )


Kartu Special adalah Kartu Fasilitas Discount yang berlaku  di seluruh Merchant di  Indonesia, dengan Discount yang bervariatif dari Merchant di berbagai perusahaan / bidang usaha berbeda yang telah Terdaftar di KartuSpecial.com

VISI
KartuSpecial.com tampil dengan pola pendekatan efektif dan efisien untuk dapat memberikan pelayanan yang kompetitif
Mengantisipasi tuntutan kebutuhan yang terus berkembang akan jasa pelayanan di bidang loyalitas nasabah/cutomer untuk menjalin hubungan kemitraaan dalam menyongsong era globalisasi

MISI
Berupaya memberikan dukungan untuk peningkatan loyalitas nasabah/customer dari bisnis klien, mencakup aspek citra perusahaan.
Mewujudkan secara optimal gagasan kreatif yang komunikatif kedalam perpaduan produk dari bisnis klien.
Membangun kerjasama yang sinergis bersama klien untuk menciptakan kondisi yang kondusif dalam memberikan kepuasan bagi semua pihak.

"BUAT APA BAYAR LEBIH KALAU ADA DISCOUNT"

Seiring dengan persaingan yang ketat di bidang pelayanan "lebih" bagi suatu perusahaan di Indonesia, memacu para pengelola membership untuk menciptakan berbagai inovasi menarik untuk mempertahankan para anggota untuk terus aktif mengikuti acara-acara atau program di berbagai fasilitas yang disediakan oleh perusahaan membership yang bersangkutan.
Berbagai kemudahan yang disediakan oleh perusahaan membership di Indonesia kepada anggotanya sudah mencapai taraf pembinaan loyalitas anggota dengan berbagai fasilitas, salah satunya adalah penawaran khusus baik jaringan diskon maupun spesial offers. Sampai saat ini fasilitas tersebut masih diolah dan dioperasikan secara in-house (dikelola oleh perusahaan membership yang bersangkutan) dimana kita ketahui bahwa core business perusahaan membership adalah berfokus kepada upaya melengkapi kebutuhan informasi dan pembinaan anggota secara professional, sehingga untuk fasilitas di luar dari itu sudah seharusnya dibina oleh perusahaan yang memang sudah expert khusus dibidangnya.

Dan Kartu Special Discount & Promosi juga sebagai alat yang tepat penyedia fasilitas / program bagi anggota Anda, dengan mencantumkan logo Kartu Special pada kartu keanggotaan Anda yang bertujuan untuk mengembangkan kepuasan customer Anda di dalam pelayanan penambah fasilitas Discount dan Promosi.

Keuntungan sebagai Member Kartu Special yang kami tawarkan sebagai berikut :
* Anggota / Member Kartu Special berhak atas segala bentuk Fasilitas Discount yang bervariatif disetiap Merchant yang ada di barbagai tempat di Wilayah Nusantara, dengan Merchant yang telah terdaftar di Kartu Special,dan bila mana suatu saat Member tidak di berikan / mendapatkan Discount yang tidak sesuai dengan ketentuan kerjasama Merchant, maka Member berhak mengajukan Komplin ke Kartu Special dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Undang-undang Negara yang Lucu


Walau kitab hukum dan perundangan dibuat dengan serius, ternyata ada juga yang isinya unik, lucu dan konyol.

THAILAND :
Dilarang keluar rumah tanpa mengenakan celana dalam. (ketauan pake ngga pakenya gimana dong?)

FILIPINA :
Untuk mengurangi tingkat kemacatan lalu lintas kota Manila , ditetapkan bahwa :
Kendaraan bernomor akhir 1 atau 2 tidak diizinkan beroperasi di hari Senin.
Sedangkan angka 3 & 4 tidak boleh di hari Selasa, 5 & 6 tidak boleh di hari Rabu, 7 & 8 tidak boleh di hari Kamis, 9 & 0 tidak boleh di hari Jumat. Peraturan ini berlaku sejak pukul 07.00 pagi setiap harinya. (perlu diterapkan di Indonesia)

SWISS :
a. Dilarang berkebun di hari minggu. Alasannya : BERISIK!!! (alasan yg dibuat2)
b. Walau warga Swiss dilarang menjual, membeli, menyelundupkan, dan memproduksi minuman beralkohol, tapi mereka diizinkan untuk mengkonsumsinya.

SWEDIA :
Dilarang mengecat rumah tanpa ijin dari pemerintah dan harus menggunakan cat yang sudah mendapat sertifikat / ijin dari pemerintah. (jangan2 ntar warna catnya hrs sesuai dg selera pemerintah)

KOREA SELATAN :
Para polisi wajib melaporkan jumlah uang suap yang mereka terima dari para pengendara yang mereka tilang. (bagus nih, perlu diterapkan ke polisi Indonesia)

SINGAPURA :
a. Dilarang menjual Permen karet di Singapura.
b. Dilarang berjalan tanpa busana (bugil)
c. Tidak menyiram setelah buang air di toilet, dapat dikenakan denda.
d. Jika Anda tertangkap basah meludah sebanyak 3X, Anda diwajibkan membersihkan jalan di hari Minggu dengan menenteng tulisan di dada “I am a Litterer” (Saya seorang Peludah)
e. Dilarang pipis di dalam lift / elevator. (YA IYALAAHHHH> >>GILA APA PIPIS DI LiFT)

UNITED KINGDOM :
a. Dilarang menjual sayuran di hari minggu (kecuali wortel).
b. Wanita dilarang makan coklat di tempat umum.
c. Mengambil barang yang dibuang, dapat diancam hukuman Pidana Terorisme. (apa hubungannya? --a)

MEKSIKO :
a. Wanita yang bekerja di kantor pemerintahan dilarang mengenakan rok mini atau pakaian yang dapat “memprovokasi” rekan kerja selama jam kerja.
b. Dilarang memaki di tempat umum.

ITALIA :
a. Pria yang mengenakan rok mini di tempat umum dikenakan hukuman kurungan.(YA IYALAAAAH....ANEH SOALNYA....)
b. Memukul orang dengan kepalan tangan diancam hukum pidana penganiayaan. Tapi menghajar orang dengan meja dan kursi dapat dianggap membela diri.( Gila... trus apa bedanya? --a)

AUSTRALIA :
a. Anak-anak berusia di atas 18 tahun (dibawah 21) dilarang membeli rokok, tapi diizinkan merokok. (rokoknya dpt minta berarti )
b. Dilarang mengangkat telepon pada deringan pertama.(Knapa dilarang sihh...ga penting amat)
c. Hanya Petugas Listrik berizin yang boleh mengganti lampu rumah.
d. Dilarang mengenakan celana Hot Pink di hari minggu.

YUNANI :
Dilarang mengenakan topi di stadium olahraga, karena dapat mengganggu pandangan orang lain.

CHINA :
Hanya anak cerdas yang boleh kuliah (dan ini harus bisa dibuktikan dengan ijazah ujian Negara yang diterimanya) .

KANADA :
a. Dilarang mencopot plester luka di tempat umum.
b. Dilarang menyirami tananam di kebun saat sedang hujan.
c. Dilarang pipis di semua tempat di Kanada (kecuali toilet rumah Anda sendiri). (trus kalo kebelet gimana? aneh deh...)
d. Dilarang memanjat pohon.

PERANCIS :
a. Dilarang berciuman di kereta bawah tanah.
b. Dilarang menamai babi peliharaan Anda “Napoleon”. (negara aneh --a)

ISRAEL :
a. Dilarang memelihara babi di tanah Israel . Orang yang melakukannya akan ditembak mati.
b. Dilarang ngupil di hari Sabat (Sabtu / Minggu). (rupanya ngupil juga perlu istirahat pas weekend...wkwkwkw)
c. Dilarang naik sepeda, kecuali punya izin mengendarai sepeda.


AMERIKA :

1. ARIZONA :
a. Pemerintah Arizona melarang para pemburu melakukan aktivitas pemburuan onta di Arizona. (Masalahnya : Onta tidak hidup / tidak ada di Arizona. Lalu buat apa memberlakukan undang-undang itu? *bingung*)
b. Dilarang menirukan gaya Pendeta / Pastor setempat.
c. Dilarang mengendarai mobil tanpa sepatu.
d. Dilarang bermain domino di hari Minggu.
e. Dilarang memakai kumis palsu di gereja.
f. Hukuman mati diberlakukan bagi siapapun yang menaburkan garam di atas rel kereta api.
g. Dilarang mengendarai mobil dengan mata tertutup (ya iyalah...ntar nabrak).

2. ALASKA :
a. Dilarang memfoto beruang yang lagi tidur.
b. Dilarang mengikat anjing peliharaan di atas kap / atap mobil.
c. Dilarang memberi minum bir pada rusa.
d. Dilarang berjalan-jalan sambil membawa busur dan anak panah.

3. ARKANSAS :
a. Pria diizinkan memukuli istrinya, tapi tidak boleh lebih dari 1 kali sebulan. (WHAT??!!)
b. Dilarang memelihara buaya di dalam bathtub. (idiiih…. Siapa juga yg mau? )
c. Pria dan wanita yang ketahuan saling menggoda di tengah jalan, akan dikenakan 30 hari penjara.
d. Dilarang membawa sapi berjalan-jalan di jalan utama setelah lewat jam 1 dini hari di hari Minggu.

4. CALIFORNIA :
a. Binatang peliharaan dilarang dibiarkan berhubungan intim di sekitar lokasi sekolah, taman, dan tempat ibadah.
b. Wanita dilarang mengendarai mobil mengenakan daster.
c. Mobil tanpa pengemudi dilarang ngebut di jalan.(YA IAYALAAAAAAAAAAH....)
d. Dilarang bersepeda di kolam renang. (APALAGI INI…)
e. Dilarang mengenakan sepatu boot koboi, kecuali Anda memelihara sapi minimal 2 ekor.
f. Dilarang memelihara binatang berwarna hijau dan berbau menyengat.
g. Dilarang bermain bowling di trotoar.

5. COLORADO :
a. Dilarang berdebat dengan polisi, kecuali kendaraan Anda dihentikan olehnya.
b. Dilarang mendirikan bangunan di tengah jalan. (YA IYALAAAH…GILA APA…? )

6. CONNECTICUT
a. Dilarang mengendarai sepeda dengan kecepatan lebih dari 90 km / jam.
b. Pria dilarang mencium istrinya di hari Minggu. (Aneh....sirik ajah…)
c. Mobil pemadam kebakaran tidak diizinkan ngebut lebih dari 40 km / jam, walau sedang menuju ke lokasi kebakarang sekalipun. (klo gt rumahnya keburu angus dong...)
d. Penata rias / kecantikan dilarang bersiul, berdendang, ataupun bernyanyi saat melayani pelanggan.

7. FLORIDA :
a. Konstitusi Negara menjamin babi-babi hamil bebas dari ancaman penjara, untuk tindakan apapun yang mereka lakukan.
b. Denda akan diberikan pada wanita yang tertidur saat rambutnya di-hair dryer, kecuali dia adalah pemilik salon.
c. Dilarang bernyanyi di depan umum sambil mengenakan pakaian renang.
d. Dilarang kentut di tempat umum setelah jam 6 sore.
e. Dilarang memecahkan piring dan gelas lebih dari 3 buah sehari.

8. NEW YORK :
a. Dilarang menyapa orang sambil ngupil.
b. Dilarang mengenakan sandal setelah lewat jam 10 malam.
c. Pria dilarang keluar dengan mengenakan jaket dan celana yang gak matching.
d. Pria dilarang keluar rumah topless (tidak mengenakan baju atasan). (FYI : Ini adalah hukum tertua di New York karena telah diberlakukan sejak tahun 1900.)
e. Dilarang menyeruput sup.
f. Dilarang makan sambil berenang di lautan.

9. WASHINGTON :
a. Dilarang menyusui anak di tempat umum.
b. Dilarang menari dan minum di waktu bersamaan.