25 September 2010

Tirta Yatra

Pada waktu yang lalu aku dan teman temanku melakukan acara persembahyangan ke berbagai tempat, begitu banyak makna yang dapat aku pelajari dri semua perjalanan itu.. 


Tirta Yatra ke Nusa Penida

Tirta yatra ke Nusa Penida memberi arti tersendiri. Terasa sangat dalam dan jernih dari hiruk pikuk keduniawian. Perjalanannya diawali dengan berperahu melintasi lautan yang membiru, yang kadang seolah membisu, kadang pula memekik garang menghempaskan ego kita sampai lumat dalam tangis takjub: Betapa kecilnya kita di tengah alam dan sesama ciptaan Ida Sang Hyang Widi. Betapa rindu dan laparnya kita akan perlindungan dan belai kasih beliau. Betapa banyaknya kasih beliau yang terlewatkan sia-sia dalam pergumulan hidup kita sehari-hari, sebanyak riak gelombang yang tiada pernah berhenti detik demi detik, dalam ada maupun ketiadaan perahu yang kita naiki. Terus bergerak dalam pandangan maupun diluar pandangan kita, tiada sedikitpun berbeda iramanya.
   
Penyebrangan Menuju Nusa Pedinida  

Mulut Goa Giri Putri ( Kecil tapi orang gemuk PASTI masuk lhoo.. )


Pura Dalem Ped

 Pura Semeru Lumajang - Jawa Timur


 Pura Semeru - Lumajang
 
Ini Tumben Tumbennya ke jawajadi Action Habis dechh ...

Pura Pasar Agung - Karangasem 9 Klu ngak salah ini tempatna di bawah Gunung Agung )

Pura Ulam Segara - Nusa Penida

Pulau Menjangan ( di sini panasnya minta ampyuuunn )







Tirta yatra ke Pulaki
Pulaki dan beberapa pura dalam kawasannya merupakan paduan yang lengkap bagi sebuah perjalanan spiritual tirta-yatra. Terletak di arah mentari terbenam di cakrawala, ujung barat pulau dewata. Dalam pangkuan alam yang hijau asri dalam masa penghujan, dan kering menyengat di musim kemarau. Namun demikian, tidaklah sedemikian terasa bedanya dalam naungan kesejukan yang kita rasakan dalam pelukan wibawa beliau dari waktu ke waktu. Bersimpuhlah mengangkat sembah memuja beliau dan memohon ampunan. Sesekali apabila beliau berkenan, di sini kita akan memperoleh petunjuk nyata. Berupa cermin hidup, tentang kegalauan ambisi, nafsu, emosi, dan hiruk-pikuknya hidup kita. Perhatikan tingkah yang diperagakan oleh setiap ekor kera yang kita temui. Tepat seperti itulah ulah kita dalam pandangan beliau yang maha pengasih. Semakin banyak tingkah kera-kera itu yang menyesakkan dada kita, berarti semakin banyak pula yang harus kita sadari, dan kita benahi dalam hidup kita ini. Betapa geramnya murka beliau melihat ulah kita, seandainya beliau tidak lagi maha pengampun. Bersimpuhlah berserah diri ke hadapan Ida Sang Hyang Widi.



PINGIN lagi kumpul sama pasukanna nichh.... harus contact satu satu... hufhh ... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar